Minggu, 28 Juli 2013

SEBERKAS HATI YANG TERLUKA

Menyapa senja adalah caraku merinduimu
Mengecup kemuningnya adalah caraku mencintaimu
Biasan merah saganya adalah permadani lara untukku

Rindu ini milikmu,,
Cinta ini untukmu,,
Namun biar luka ini jadi milikku dan hanya untukku
Karna masih kucium segar wangi luka

Seberkas hati yang luka
Aku titipkan pada senha
Agar ia terbenam bersamanya
Tertiup angin yang hilang entah kemana
Biar nyeri dihati tak kurasa jua

Hingga aku tahu
Akan terganti oleh mentari
Yang selalu mengetuk jendela hat
Mengganti seberkas hati yang luka
Dengan senyum cintaNYA yang kurindui

Kamis, 18 Juli 2013

GERIMIS DIAMBANG SUNYI

Selalu kuterdiam saat gerimis mengetuk jendela
Menempel memberikan bias yang semu
Mengagetkanku dengan percikan-percikannya yang diterpa angin
Hingga kunikmati setiap tetes rintiknya
Dalam aroma kebisuan tentang aku dan kita

Madangpun frasa batinku meronta
Membuncah ingin mencoretkan kata dalam belantara puisi
Karna aku adalah perempuan,
Iya,,
Perempuan sunyi yang bermandikan puisi
Selalu kelaparan dengan nikmatnya aksara mati
Selalu kehausan dengan sejuknya kata tiap kata
Terangkai jadi syair sunyi

Walau kadang selalu kesedihan yang kulukiskan
Dalam satu irama rintik hujan
Namun,,,
Itulah yang aku rindui setiap pada sang kata

Gerimis diambang sunyi
Membuatku menyatu dengannya
Menyulam setiap abjad kata yang tertuliskan
Bukan apa,,
Karna inilah caraku mencintainya

Sabtu, 06 Juli 2013

SENJA KU ANGSLUP DIKOTA MAGETAN,

Awan tipis tersapu angin
Perjalanan yang dulu kutinggal masih tetap sama
Masih menantiku datang menemuinya
Ya,,di kota Magetan
Kutemuinya pada sebuah sore

Dan kucampakan diriku menikmati alunan.syair senja
Menorehkan keluh kesah pada kemuningnya
Mungkin kota yang tak kukenal seperti metropolitan
Yang tak kujumpai gadis-gadis onar
Yang tak kutemui.kepulan knalpot yang semakin menyesakkan
Kerinduan yang sudah lama menghimpit dada

Sedikit masih berada dalam penjamuan senja di kota Magetan
Kota yang kukenal lembut akan cintanya
Lengkungan cemoro sewu mampu melukiskan indahnya senja
Menyapu tatapan mataku dengan manisnya jingga
Ah,,,ternyata sesingkat ini kunikmati senja
Perlahan mulai angslup dikota Magetan ini
Mengajaku segera mengakhiri keluh kesahku disini
Hingga esok atau lusa kuakan hadir padaku
Menemui senja di kota Magetan

Jumat, 05 Juli 2013

Langit biru di negri beton

Angin tipis terhempas bayu
Menjunjung tinggi harapan dilangit
Menyesakkan dada yang masih berjejalan mimpi
Mimpi yang masih kupeluk dari yang lalu

Oh,,rupanya langitku sudah membiru
Menyisir kabut pagi yang masih bermuara diambang mentari
Disini,,
Dinegri beton aku tancapkan harapanku
Harapan untuk aku pulang menemuimu

Langit biru dinegri beton
Ya,,masih menemaniku menyesapi secangkir alunan kopi
Antara kopi,dan kerinduan menyatu pada harapan
Harapan aku yang tertutur pada langit biru

Pena dan.pedang

Sama sama menyakiti,,
Buat apa saling memandang
Sama-sama melukai,,
Buat apa saling mengadu
“aku,!! memang menyakiti tapi lebih kejam dirimu”
Sorak sang pedang
“ya,,memang berdarah dan menyakitkan,
Tapi bukankah hanya sesaat,obatpun sudah ada”

“Lihatlah!!
Kaupun manis,pandai dirangkai jadi sebuah syair,rayuan dan mampu meluluhkan hati
Tapi taukah,,kau kejam!!
Kau mampu melukai hatinya,
Kau ciptakan goresan goresan pedi dihatinya,,

Masih mau berontak juga!!
Menyakitkan!!

Lihatlah!
Lukanya masih segar belom terbalut keindahan
Kau datang dari mulut-mulut orang yang congkah padanya

Ahh,
Baumu memang harum,
Memang indah,
Namun tajamu lebih dari aku

Kadang saja pak tua dalam sajakpun tak mau menyentuhmu
Beginikah kau memperlakukan menyakiti hatinya?
Sama sama kita menyakiti dan melukai