Selasa, 19 November 2013

**KATA MUTIARA 7 PETALA CINTA

Assalammualaikum Cinta

Waalaikumsalam Rindu

Duhai bakal imamku
Jangan biarkan hadirmu sekejap mata
dan jangan biarkan kebersamaan kita hanyalah sementara

Sesungguhnya
Jika tidak kerana kurniaan Allah dan rahmat dari-Nya
nescaya tidak ada seorang pun daripada kamu yang bersih
Iaitu bersih daripada perbuatan keji dan mungkar selama-lamanya

Mendalam sungguh cinta Allah kepada hamba-Nya

Sebab itulah Cinta bukan MELEMAHKAN tapi MENGUATKAN

dan Cinta juga bukan MENYEDIHKAN tapi MENGGEMBIRAKAN kita..

Di antara 7 petala langit dan 7 petala bumi ada 7 petala cinta

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku
Tiada yang lebih baik daripada pilihan Tuhan
Mungkin kebaikan itu bukan pada yang terpilih
Tetapi pada jalan yang Kau pilih
Semoga Cinta ini bukanlah sebuah nasib..

Jumat, 15 November 2013

SENJA DISUDUT RUMAHMU

Pada pendar senja yang menipis
Tertinggalkan jingga yang manis dpinggiran malam
Bersama senyuman yang menjelma
Ingin menggapai lentera yang menanti

Kulangkahkan kakiku menuju rumahMU
Di iringi tembang dzikir juga tabuhan gendang
Bersama nyanyian dari syurga,
Mengajakku untuk menjemput itu
Satu jangkah ku langkahkan kakiku
Ku ketuk pintuMU,
Ku hempaskan sajadah kosong dihadapanku
Dingin,,ya memang dingin
Karena inilah yang ku cari

Lihatlah!!
Kau penuh saksi memandangku
Ku penuh sayu memandangMU
Air mataku tiada bearti dihadapanMU
Ku ingin menemuiMU,
Ku ingin menjadi kekasihMU

Lihatlah!
Kini sorban dariMU tlah menutupku
Menutup diriku dari manisnya dunia
Menutup jiwaku penuh makna
Menutup bungaku dari panasnya dunia
Iya,,ini sorban.dariMU

Lihatlah!
Kumulai bercerita lewat hatiku padaMU
Ketika perempuan-perempuan dari langit menemuiku
Kuingin beranjak dari sujudku
Kuingin bersanding bersamanya
Namun,,KAU katakan jangan
“Ini belum waktumu”
Ketika do‘a do‘a.tiada pernah sayu
Ketika tembang-tembang syurga masih bersahutan
Aku akn tetap pada sujudku
Sujudku padaMU,
Jua setia pada sorbanku
Sorban yang KAU berikan untukku

Sabtu, 03 Agustus 2013

SEUNTAI BUNGA CINTA

Sebening embun yang tetesannya masih tersisa diubun
Seharum kasturi yang tanpa meninggalkan bekas
Sehangat mentari yang sinarnya selalu menjemputku
Menghujani setiap relung hati diantara celah-celahnya
Menyusup perlahan dari sebuah nama
Terukir jelas itu adalah KAU.

Biar saja aku menikmati sujud pagiku
Bersama sebuah nama dalam dada
Juga seuntai bunga cinta yang kurasa
Sebab beginilah caraku menikmati rindu ini
Berjejer dalam latarnya jiwa

Seuntai bunga cinta yang kusebut itu dirimu
Merasuk dalam setiap kalimat puisiku
Agar tak terselip satu huruf didalamnya
Yang terukir itu adalah tentang kita
Sebab aku ingin menuntaskan cerita tentang sang bunga
Yang merinsukanmu dalam seuntai bunga cinta

Jumat, 02 Agustus 2013

SYAHDUNYA RINDU

Senja yang mulai merangkul sang malam
Terbias terakhir percikan cahaya
Menampakan kilatan jingganya yang menyentuh hati
Mengingatkanku pada syahdunya hadirmu dalam hidupku

Hanya dalam pekatnya malam ku mampu mengulangnya kembali
Terdiam,,
Namun aku harus berteriak dalam hati

Namamu yang dulu selalu terukir dalam ingatanku
Tercipta syahdunya dalam karyaku

Bungapun berduri tlah berlabuh pada sang putik
Tergenggam erat pada jemari agar takkan pudar
Namun terasa sakit semakin aku genggam
Semakin perih yang aku rasakan
Begitulah rindu ini hadir untukmu

Satu yang tak kan pernah mati
Ini adalah rinduku pada syahdunya hadirmu

Ayah bunda,,
Salahkah jika aku ingin syahdunya kata yang dulu
Peluk aku sekejap agar tak serapuh kayu saujana

Tuhan,,
Haramkah aku merasakan syahdunya kerinduan yang membekas dihati
Syahdunya dendangan cerita cerita skenario bak sandiwara dalam romeo dan juliet

Tuhan,,
Peluk ak sekejap
Agar air mata ini berhenti tak bergulir
Atas sengsaranya aku menikmati sendiri kesyahduan merinduinya yang tak pernah termiliki

HUJAN KATA

Hujan,,
Tunggu sebentar,,
Jangan kau teteskan rintikmu pada kepalaku
Yang sejak tadi mengingat kenangan yang tercecer

Karna rintikmu akan menggenangkan lebih dalam lagi
Biar saja perlahan aku sapu dari memory ingatanku

Hujan,,
Sebentar saja aku ingin cerita padamu
Tentunya bukan apa apa buatmu
Yang terkadang air mata ini tersaju
Kadang canda yang renyah tersuapkan
Dalam irama lagu kenanganku disini

Sekejap saja aku mohon,,
Agar aku bisa memanggil tuan yang sejak tadi terdiam disudut dinginmu
Ingin aku genggam erat jemarinya
Dan ku kecup keningnya lewat swara guyurmu

Namun,,
Ia hanya bayang saja yang aku tunggui
Yang terindui tak pasti

Ceritaku padamu hujan
Sudah cukup untuk aku bisikan padamu
Lanjutkan kembali derasnya rintikmu
Agar semua kenangan itu tersapu dengan terpaan anginmu

Minggu, 28 Juli 2013

SEBERKAS HATI YANG TERLUKA

Menyapa senja adalah caraku merinduimu
Mengecup kemuningnya adalah caraku mencintaimu
Biasan merah saganya adalah permadani lara untukku

Rindu ini milikmu,,
Cinta ini untukmu,,
Namun biar luka ini jadi milikku dan hanya untukku
Karna masih kucium segar wangi luka

Seberkas hati yang luka
Aku titipkan pada senha
Agar ia terbenam bersamanya
Tertiup angin yang hilang entah kemana
Biar nyeri dihati tak kurasa jua

Hingga aku tahu
Akan terganti oleh mentari
Yang selalu mengetuk jendela hat
Mengganti seberkas hati yang luka
Dengan senyum cintaNYA yang kurindui

Kamis, 18 Juli 2013

GERIMIS DIAMBANG SUNYI

Selalu kuterdiam saat gerimis mengetuk jendela
Menempel memberikan bias yang semu
Mengagetkanku dengan percikan-percikannya yang diterpa angin
Hingga kunikmati setiap tetes rintiknya
Dalam aroma kebisuan tentang aku dan kita

Madangpun frasa batinku meronta
Membuncah ingin mencoretkan kata dalam belantara puisi
Karna aku adalah perempuan,
Iya,,
Perempuan sunyi yang bermandikan puisi
Selalu kelaparan dengan nikmatnya aksara mati
Selalu kehausan dengan sejuknya kata tiap kata
Terangkai jadi syair sunyi

Walau kadang selalu kesedihan yang kulukiskan
Dalam satu irama rintik hujan
Namun,,,
Itulah yang aku rindui setiap pada sang kata

Gerimis diambang sunyi
Membuatku menyatu dengannya
Menyulam setiap abjad kata yang tertuliskan
Bukan apa,,
Karna inilah caraku mencintainya

Sabtu, 06 Juli 2013

SENJA KU ANGSLUP DIKOTA MAGETAN,

Awan tipis tersapu angin
Perjalanan yang dulu kutinggal masih tetap sama
Masih menantiku datang menemuinya
Ya,,di kota Magetan
Kutemuinya pada sebuah sore

Dan kucampakan diriku menikmati alunan.syair senja
Menorehkan keluh kesah pada kemuningnya
Mungkin kota yang tak kukenal seperti metropolitan
Yang tak kujumpai gadis-gadis onar
Yang tak kutemui.kepulan knalpot yang semakin menyesakkan
Kerinduan yang sudah lama menghimpit dada

Sedikit masih berada dalam penjamuan senja di kota Magetan
Kota yang kukenal lembut akan cintanya
Lengkungan cemoro sewu mampu melukiskan indahnya senja
Menyapu tatapan mataku dengan manisnya jingga
Ah,,,ternyata sesingkat ini kunikmati senja
Perlahan mulai angslup dikota Magetan ini
Mengajaku segera mengakhiri keluh kesahku disini
Hingga esok atau lusa kuakan hadir padaku
Menemui senja di kota Magetan

Jumat, 05 Juli 2013

Langit biru di negri beton

Angin tipis terhempas bayu
Menjunjung tinggi harapan dilangit
Menyesakkan dada yang masih berjejalan mimpi
Mimpi yang masih kupeluk dari yang lalu

Oh,,rupanya langitku sudah membiru
Menyisir kabut pagi yang masih bermuara diambang mentari
Disini,,
Dinegri beton aku tancapkan harapanku
Harapan untuk aku pulang menemuimu

Langit biru dinegri beton
Ya,,masih menemaniku menyesapi secangkir alunan kopi
Antara kopi,dan kerinduan menyatu pada harapan
Harapan aku yang tertutur pada langit biru

Pena dan.pedang

Sama sama menyakiti,,
Buat apa saling memandang
Sama-sama melukai,,
Buat apa saling mengadu
“aku,!! memang menyakiti tapi lebih kejam dirimu”
Sorak sang pedang
“ya,,memang berdarah dan menyakitkan,
Tapi bukankah hanya sesaat,obatpun sudah ada”

“Lihatlah!!
Kaupun manis,pandai dirangkai jadi sebuah syair,rayuan dan mampu meluluhkan hati
Tapi taukah,,kau kejam!!
Kau mampu melukai hatinya,
Kau ciptakan goresan goresan pedi dihatinya,,

Masih mau berontak juga!!
Menyakitkan!!

Lihatlah!
Lukanya masih segar belom terbalut keindahan
Kau datang dari mulut-mulut orang yang congkah padanya

Ahh,
Baumu memang harum,
Memang indah,
Namun tajamu lebih dari aku

Kadang saja pak tua dalam sajakpun tak mau menyentuhmu
Beginikah kau memperlakukan menyakiti hatinya?
Sama sama kita menyakiti dan melukai