Sabtu, 03 Agustus 2013

SEUNTAI BUNGA CINTA

Sebening embun yang tetesannya masih tersisa diubun
Seharum kasturi yang tanpa meninggalkan bekas
Sehangat mentari yang sinarnya selalu menjemputku
Menghujani setiap relung hati diantara celah-celahnya
Menyusup perlahan dari sebuah nama
Terukir jelas itu adalah KAU.

Biar saja aku menikmati sujud pagiku
Bersama sebuah nama dalam dada
Juga seuntai bunga cinta yang kurasa
Sebab beginilah caraku menikmati rindu ini
Berjejer dalam latarnya jiwa

Seuntai bunga cinta yang kusebut itu dirimu
Merasuk dalam setiap kalimat puisiku
Agar tak terselip satu huruf didalamnya
Yang terukir itu adalah tentang kita
Sebab aku ingin menuntaskan cerita tentang sang bunga
Yang merinsukanmu dalam seuntai bunga cinta

Jumat, 02 Agustus 2013

SYAHDUNYA RINDU

Senja yang mulai merangkul sang malam
Terbias terakhir percikan cahaya
Menampakan kilatan jingganya yang menyentuh hati
Mengingatkanku pada syahdunya hadirmu dalam hidupku

Hanya dalam pekatnya malam ku mampu mengulangnya kembali
Terdiam,,
Namun aku harus berteriak dalam hati

Namamu yang dulu selalu terukir dalam ingatanku
Tercipta syahdunya dalam karyaku

Bungapun berduri tlah berlabuh pada sang putik
Tergenggam erat pada jemari agar takkan pudar
Namun terasa sakit semakin aku genggam
Semakin perih yang aku rasakan
Begitulah rindu ini hadir untukmu

Satu yang tak kan pernah mati
Ini adalah rinduku pada syahdunya hadirmu

Ayah bunda,,
Salahkah jika aku ingin syahdunya kata yang dulu
Peluk aku sekejap agar tak serapuh kayu saujana

Tuhan,,
Haramkah aku merasakan syahdunya kerinduan yang membekas dihati
Syahdunya dendangan cerita cerita skenario bak sandiwara dalam romeo dan juliet

Tuhan,,
Peluk ak sekejap
Agar air mata ini berhenti tak bergulir
Atas sengsaranya aku menikmati sendiri kesyahduan merinduinya yang tak pernah termiliki

HUJAN KATA

Hujan,,
Tunggu sebentar,,
Jangan kau teteskan rintikmu pada kepalaku
Yang sejak tadi mengingat kenangan yang tercecer

Karna rintikmu akan menggenangkan lebih dalam lagi
Biar saja perlahan aku sapu dari memory ingatanku

Hujan,,
Sebentar saja aku ingin cerita padamu
Tentunya bukan apa apa buatmu
Yang terkadang air mata ini tersaju
Kadang canda yang renyah tersuapkan
Dalam irama lagu kenanganku disini

Sekejap saja aku mohon,,
Agar aku bisa memanggil tuan yang sejak tadi terdiam disudut dinginmu
Ingin aku genggam erat jemarinya
Dan ku kecup keningnya lewat swara guyurmu

Namun,,
Ia hanya bayang saja yang aku tunggui
Yang terindui tak pasti

Ceritaku padamu hujan
Sudah cukup untuk aku bisikan padamu
Lanjutkan kembali derasnya rintikmu
Agar semua kenangan itu tersapu dengan terpaan anginmu