Sebening embun yang tetesannya masih tersisa diubun
Seharum kasturi yang tanpa meninggalkan bekas
Sehangat mentari yang sinarnya selalu menjemputku
Menghujani setiap relung hati diantara celah-celahnya
Menyusup perlahan dari sebuah nama
Terukir jelas itu adalah KAU.
Biar saja aku menikmati sujud pagiku
Bersama sebuah nama dalam dada
Juga seuntai bunga cinta yang kurasa
Sebab beginilah caraku menikmati rindu ini
Berjejer dalam latarnya jiwa
Seuntai bunga cinta yang kusebut itu dirimu
Merasuk dalam setiap kalimat puisiku
Agar tak terselip satu huruf didalamnya
Yang terukir itu adalah tentang kita
Sebab aku ingin menuntaskan cerita tentang sang bunga
Yang merinsukanmu dalam seuntai bunga cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar